Berbicara tentang sayuran khas Dayak , dalam hal ini adalah Dayak Maanyan (dayak lain setali 3 uang), maka yang pertama dibicarakan adalah sayur umbut , dalam bahasa Maanyan disebut “uwut”.
Uwut adalah bagian yang lunak dan muda dari batang palmae atau rotan, atau dari tumbuhan perdu sejenis jahe jahean. Umbut dahulu dikenal masyarakat dayak karena mudah memperolehnya, sebab tidak perlu di tanam, hanya mengambil yang tersedia di hutan. Ada beberapa jenis Uwut yang sering di Konsumsi masyarakat Dayak Maanyan
- Uwut dari jenis Palmae : terdiri dari uwut sawit, uwut kelapa, uwut rumbia, uwut pinang, uwut wulang, uwut damuran. Uwut uwut dari golongan palmae ini biasanya cara memasaknya di campur dengan daging, tulang atau ayam, dengan bumbu kuning atau merah, kadang kadang di kasih santan juga.
Uwut sawit (kelapa sawit) adalah uwut yang paling terkenal dan hampir dikenal berbagai suku bangsa di Indonesia, uwut ini biasanya jadi sayur pada acara acara besar seperti syukuran, pernikahan, dan acara lainnya
Uwut Kelapa/uwut Nyiui hampir sama dengan uwut sawit, tapi seratnya lebih halus dan rasanya lebih manis, paling enak di masak dengan ayam kampung dengan bumbu kuning atau opor dan diberi santan. Uwut ini jarang diperoleh, karena siempunya pohon kelapa terlanjur sayang dengan pohon kelapanya kalau diambil umbutnya,kelapa pasti mati dan tidak akan berbuah lagi. Seringkali uwut kelapa ini di ambil pada acara acara insidental, misalnya pada saat orang meninggal dunia.
Uwut Rumbia atau biasa disebut uwut amiye’, adalah uwut yang diambil dari pohon rumbia. Uwut ini seratnya agak kasar, dan bergetah, jadi harus lebih hati hati dan bersih dalam pengolahannya. Dayak Maanyan mengenal 2 jenis rumbia, yaitu rumbia/amiye sagu yaitu rumbia yang habitusnya besar, dan tujuannya penananamnya adalah untuk mendapatkan sagu, jenis kedua adalah rumbia/amiye dariyangau, jenis rumbia kecil, dan tidak bisa menjulang tinggi, karena batangnya biasa melingkar. Rumbia ini ditanam untuk diambil umbutnya dan daunnya yang akan diolah menjadi atap.
Uwut Wulang adalah uwut yang diambil dari sejenis palmae yang cukup tinggi, yang hidup di daerah hutan dataran tinggi atau hutan dipterocarpacea, sepengatahuan saya jenis palmae ini hidup di hutan dipterokarpae (hutan yang didominasi oleh kayu dari Fam Dipterocarpaceae, atau jenis meranti) di Kalimantan. Uwut ini rasanya persis uwut kelapa, juga enak dibuat sayur bening.
Uwut damuran adalah uwut yang didapat dari sejenis salak hutan yang tumbuh di rawa rawa non gambut di Kalimantan, uwut ini sangat susah mengambilnya karena duri duri damuran sangat panjang, tajam dan berbahaya. Namun hasilnya sebanding dengan perjuangan, umbutnya enaknya luar biasa.
2.Dari Jenis Rotan
Umbut Rotan merupakan kekayaan bersama semua sun suku Dayak, oleh karena itu saya hanya menyampaikan yang dikenal masyarakat dayak Maanyan saja
Masyarakat tradisional dayak Maanyan mengenal bebarapa jenis Umbut Rotan atau uwut (saja), yiatu uwut nange, uwut sakulu, uwut gamis, dan uwut manau, uwut Ra’anan (kalau dayak Ngaju daftar uwut rotannya 3 kali lebih panjang)
Semua jenis uwut ini merupakan bagian yang muda dan lunak (bakal batang rotan yang belum keras) yang terdapat pada bagian dekat pucuk dari berbagai jenis rotan.
Uwut Nange atau rotan merah merupakan uwut yang paling terkenal, rotan ini memang ditakdirkan untuk diambil umbutnya(uwutnya) karena batang rotannya tidak komersil. Rotan ini tumbuh berbentuk rumpun di daerah yang berawa atau dataran rendah yang selalu basah atau dipinggiran sungai. Uwut ini bisa dimasak dengan bumbu minimalis (bahasa dayak Ngaju di juhu, atau bahasa maanyan na papahak) dicampur dengan (maaf) Babi tau Babi hutan, namun bisa juga di masak dengan bumbu kuning dengan campuran tulang kambing, tulang sapi, tulang babi, atau tulang rusa (asal jangan Tulang Batak aja ha ha ha). Namun enak juga dimasak dengan campuran ikan sungai (bukan ikan budidaya atau ikan laut). Di beberapa tempat/desa umbut ini diiris miring tipis lalu dioseng dengan terasi atau ebi, enak sekali.
Uwut Sakulu, merupakan jenis umbut yang rasanya pahit, namun sangat disukai masyarakat Dayak Maanyan, semua Dayak di Kasel dan Kaltim. Sakulu jenis rotan yang batangnya non komersil biasanya tumbuh di tanah kering. Ada dua jenis sakulu, yang pertama sakulu Kutuan adalah sakulu yang tumbuh subur di hutan hutan, batangnya lebih besar dan rasanya lebih pahit, yang kedua adalah sakulu lasi, adalah sakulu yang tumbuh di areal yang masih mengalami suksesi untuk menjadi hutan sekunder, sakulu jenis ini biasanya pendek dan terpapar sinar matahari langsug akibat karena tidak ada kayu besar di sekitarnya. Umbut sakulu ini rasanya jauh lebih enak, dan biasanya di makan mentah (seperti Lalapan orang Sunda). Uwut sakulu selain bisa di oseng seperti uwut nange, juga sangat enak dimasak dengan wadi, baik wadi daging (maaf lagi..) Babi maupun wadi ikan.
Uwut Gamis adalah jenis uwut yang diambil dari rotan yang kecil, buah rotan ini sangat enak di makan, berwarna kuning, dan dagingnya seperti lendir (he he he). Rasanya sangat manis, enak di makan sebagai lalapan dengan sambal atau wadi (lagi lagi)
Uwut manau dan ra’anan adalah jenis uwut yang diambil dari rotan jenis manau dan ra’anan, rotan jenis ini adalah rotan yang komersil dan laku dijual sebagai bahan baku pembuatan lemari kursi bahkan tempat tidur, hanya saja rasa uwutnya kurang enak di bandingkan dengan jenis lain
3.Uwut tumbuhan perdu (jahe jahean)
Masyarakat dayak Maanyan hanya mengenal 2 jenis yaitu umbut lauah atau lengkuas dan uwut pu,ai (sejenis jahe jahean hutan yang besar dan panjang). Umbut didapatkan dari bagian lunak dalam batang muda jenis jahe jahean ini. Biasanya di sayur sendiri, walaupun sering juga di campur dengan ikan air tawar. Sementara Dayak Ngaju jauh lebih kaya dengan jenis jenis umbut jahe jahean, yang paling fonemenal adalah jenis jahe2an yang saya lupa namanya (mirip lengkuas, ada yang berdaun merah maupun hijau), yang umbutnya diambil, lalu di haluskan mentah dengan daging ikan yang sudah dipanggang atau digoreng, baunya sangat khas dan harum, dan konon bagi penggemarnya, hidangan ini bikin yang makan tidak sadar akan kehadiran mertua lagi yang lalu lalang sambil ngomel, saking enaknya (makanya saya bilang fonemenal he he
Saudara Pembaca, silakandi tambahkan…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar